Sabtu, 11 Februari 2012



E
ra penggunaan logam di wilayah nusantara diperkirakan sekitar tahun 500 SM, yaitu sejak masuknya kebudayaan perunggu dari wilayah Indocina ke kawasan nusantara. Kebudayaan perunggu tersebut dikenal sebagai kebudayaan Dongson yang berpusat di propinsi Yunan, Indocina.
Teknik pengolahan barang-barang perunggu dilakukan dengan teknik pengecoran menggunakan dua keping cetakan dari batu. Teknik pengecoran tersebut dapat dilakukan secara berkali-kali. Selain itu dikenal pula teknik pengecoran dengan sejenis tanah liat yang dilapisi lilin (a cire perdue) yang akan mencair setelah perunggu cair dituangkan kedalamnya.
  • Kapak Corong

Awalnya menyerupai kapak batu yang terbuat dari tembaga dan di bagian belakangnya berbentuk sirip ikan. Lalu berkembang kapak dari perunggu. Kapak ini berfungsi sebagai alat pendukung acara ritual sehingga dilengkapi ragam hias yang unik.
  • Candrasa

Sejenis kapak panjang yang terbuat logam. Jenis kapak ini dilihat dari bentuknya bukanlah peralatan fungsional untuk membelah tetapi lebih sebagai kapak hiasan pelengkap upacara ritual zaman nenek moyang. Candrasa ada yang berbentuk kapak dengan hiasan ornament dan ada pula yang berbentuk seperti ‘pedang’ memanjang.

  • Nekara

Nekara adalah genderang besar berbentuk drum yang dihiasi oleh ragam tumbuhan, burung merak, gajah,  katak dan ragam geometris. Fungsi nekara adalah sebagai alat tetabuhan pada upacara-upacara ritual nenek moyang.
  • Topeng Emas

Topeng yang terbuat dari emas diperkirakan dibuat pada tahun 500 SM. Meskipun tanpa ornament, hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan Jawa kuno telah mengenal emas sebagai perhiasan atau peralatan upacara.
  • Bejana

Bejana atau wadah dari logam di wilayah nusantara diperkirakan telah ada sejak zaman neolitikum (sekitar 2000 SM) serta Zaman perunggu (sekitar 500 SM). Banyak di antaranya dipengaruhi oleh kebudayaan Dongson. (rm)

0 komentar :

Posting Komentar